Monday 23 February 2015

tulisannya • 409.

I love you, you know? But I'm not in love with you. The statement sounds so cheesy and sometimes I hate myself for it; hate myself for feeling it. Next thing I know I'll probably spew something like it's not you it's me.

I love you like I love thunderstorm, because there's so much more to it, and being in love is uncomplicated, unlike how I love thunderstorm, or how I love you. Because it's not everyday there's a thunderstorm, like it's not everyday that I'll meet someone like you.

Sometimes, I think I can launch into an endless hours of speech on why I love thunderstorm, if I'm ever outspoken enough to do it. I'm not, obviously, often opted to whisper one or two sentences instead, because my ABCs always play Judas on me. You said that I'm the strong silent type, and maybe it's one of the reason why I love you. You understand me even with all the words that left unsaid.

The reason why I love thunderstorm is not the thunderstorm itself; or at least, not only the thunderstorm itself.

I love the sound of the rain that comes with it, the storm, even though I sometimes flinch at the sound of thunder, curling on in myself when I see a particularly big lightning that gives the anticipation of a loud booming that come seconds to its appearance. I love the window I sit next to and the blanket that wraps around me and the cup of steaming cuppa, two sugar and a dash of cream, because that's what I do when thunderstorm comes, and only when thunderstorm comes. It is precious; like you're precious.

I love how bold it is, the thunderstorm, loud and confident and eye-catching. Like you, on the first day of sophomore year when I noticed you laughing boisterously down the hallway by my best friend's locker. You, and your honey-colored Bambi eyes, and your raven hair with fringe that swoop just above your thick eyelashes.

I love how the sky clears up after a thunderstorm, azure and afresh, like it's been born again. And they always have the best twilight after a thunderstorm, the most breathtaking 6.13PM kind of twilight that's the combination of lilac, amber, and Tyrian purple. It is the prettiest; like you're the prettiest.

You are a thunderstorm in many sense. And I love you, but I'm not in love with you.

Because being in love would be simpler than how I feel for you.

Thursday 12 February 2015

uni-verse • universitas multimedia nusantara, dkv, dan sebagainya

This is a long overdue talk, it is. I'm starting my fourth semester in a mo and I've never ever talk about my uni life in details before? Not that it's anything special, really, I'm just an extraordinarily ordinary (kudos to my good mate Nev, haha! I'm like, so very ordinary) uni student, after all. But this past one and a half year has been real great and well, let's do this university rants, and better yet, let's do this in Bahasa Indonesia.

Jadi...


Jadi tahun 2013 pas gue lulus SMA dan teman-teman sekolah bertanya, "Dhik lanjutin kuliah dimana?" semua orang bingung pas gue jawab, "UMN." dan respon paling umum dari mereka adalah, "Hah, apaan tuh Dhik?" jadi ya ada baiknya gue jelaskan dulu tentang kampus di tepi ibu kota ini.


UMN = Universitas Multimedia Nusantara
(Iya, bukan Universitas M*r*n*th* ataupun M*nn*s*t* ok? Tolong ya, tolong.)

UMN ini universitas punya Kompas Gramedia gitu, posisinya di Gading Serpong, Tangerang. Gedungnya banyak kaca-kacanya gitu, warnanya biru, di belakang gedung biru ini adalah bangunan yang bentuknya kayak telur abu-abu gitu, jelek sih bentuknya, tapi baru-baru ini menang award gedung hemat energi. Gedung UMN ini terkenal kok, sering masuk TV soalnya jadi lokasi syuting gitu, bahkan sempat Mendadak Bandara dan Mendadak Ganti Nama juga, haha.

Ga ada yang terlalu spesial sih dari gedungnya; isinya cantik, rapi, bersih. Fasilitasnya oke, ada lab komputer Mac yang biasa dipake kelas anak-anak DKV. Baru-baru ini UMN juga bikin lab sound design dan ruang green screen, terus ada studio lukis, batik, sama sculpting gitu. Untuk yang DKV sih fasilitasnya udah oke banget menurut gue berhubung kampus ini umurnya masih muda juga, angkatan gue (2013) baru angkatan ke tujuh, dan pihak kampusnya juga terus mengembangkan fasilitas-fasilitas yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan Fakultas Seni & Desain.

(Ini foto akhir tahun 2013 - awal 2014 gitu sepertinya, gue lupa ahaha.)

Oiya, masalah gedung, so far UMN punya 3 gedung, gedung A yang nyambung sama gedung B adalah si gedung kaca-kaca biru, dan gedung C si telur abu-abu jelek. Paling nelangsa sih kalau lagi hujan deras harus bawa karya dari atau ke gedung C, karena dia terpisah dari gedung A dan B, dan banyak bagian yang terbuka gitu, ya siap-siap aja sih kalau hujan deras gitu biasanya derai rintik hujan akan sawer ke mana-mana. Oh, terus di parkiran suka menggenang air, terus kalo salah nginjek ada batu-batu yang jeblos gitu terus basah. Berhati-hatilah dalam perjalanan anda, young Padawans.

Dan adalah penguasa seluruh gedung ini namanya Pak Darman, kalau mau pakai ruangan-ruangan disini harus dapat ijin dari dia dulu. Kalau dicari susah banget ketemunya, beneran deh. Cobain aja.

Desain Komunikasi Visual
(Buat yang masih bingung ngisi lembar jawaban ujian, DKV ini prodi, fakultasnya Seni & Desain.)

Yah semua orang tahu lah ini apa. Lagi ngehits gitu kan ya?

Di UMN ada 3 jurusan di bawah prodi DKV ini: Digital Cinematography (\m/), Animation, dan Graphic Design, terus ada satu lagi jurusan yang belum pernah tembus jumlah peminatnya, Interactive Media Design. Sejauh ini yang peminatnya membludak masih desain grafis, dengan sinema dan animasi kira-kira seri lah di urutan kedua. Karena gue sendiri ambil jurusan sinema, gue gak terlalu tahu banyak tentang jurusan lain kecuali dari misuh-misuhannya temen-temen gue (yang kebanyakan sih anak animasi) dan cerita-cerita kesedihan anak DG.

Tapi sebelum ngomongin jurusan, ada baiknya kita ngomongin Foundation Year dulu.

Freshmen, tahun pertama, young Padawans cimit-cimit yang lucu banget, harus melewati satu tahun di kelas-kelas dasar dulu sebelum mengambil jurusan pilihan mereka di tahun kedua. Sekarang sih gue kayak, "Ah tenang. Semua itu mudah. Semua itu sudah berlalu." karena gue udah lulus kelas-kelas itu, tapi ya kayaknya dulu gue cukup nelangsa juga. Banyak tugasnya iya, inspirasi kering iya, kantong kering juga iya. Ini daftar mata kuliah anak-anak foundation year:
Nama-namanya cukup intimidating, sih. Tapi kalau udah dijalanin sih ga semenyeramkan itu, cuma namanya aja yang pakai bahasa Inggris jadi kayaknya berat banget. Kebanyakan kelasnya praktek dan berkarya, sih. Computer Graphic Introduction belajar dasar-dasar program desain, yaitu serial keluarga Adobe. Nantinya dasar-dasar ini dibahas lebih dalam untuk aplikasi lebih lanjutnya di kelas Digital Publishing I. Drawing Principles belajar menggambar yang dasar-dasar dan benda mati(?) gitu, kelas lanjutannya adalah Anatomical Drawing yang nantinya gambar manusia. Art & Design Principles belajar banyak teori tentang desain gitu, kalau udah khatam nanti entah kenapa bakal jadi lebih peka sama desain-desain sekitar. Shape & Form Analysis adalah kelas nirmana 2D dan 3D.

Sisanya gue rasa udah self-explanatory, kebayang lah gitu namanya gak aneh.

(Sisa-sisa perjuangan. --- Tugas kelas Color Theory. --- Quickie make up effect pas kelas Traditional Sculpting.)

Kelas yang banyak menghabiskan uang adalah CGI dan Digital Publishing untuk mencetak, Traditional Painting untuk segala keperluannya dari cat, kanvas, bahan-bahan lucu untuk kolase dan sebagainya, SFA untuk membangun nirmananya, Sculpting untuk beli bahan kerangka dan clay, kalau kamu mampu beli juga mungkin bakal keluar uang untuk beli pen tablet untuk Digital Painting dan kamera SLR untuk Photography. Just FYI, pen tablet adalah aset yang sangat berguna untuk kehidupan DKV kalian, karena kepake untuk semester-semester selanjutnya, apalagi kalau animasi.

(C704 - Studio Traditional Painting.)

 (Tugas Fontography? Kalau gak salah. --- Kerangka sculpting haha!)

Kalau ga mau beli, kampus juga meminjamkan sih untuk pen tablet tapi cuma untuk dipakai di kampus di kelas, dan ga boleh pinjem nginep kayaknya? Kamera sih kalau ga mau beli pinjem teman saja, kalau temannya ikhlas. Pinjam kamera di kampus lumayan rebutan juga soalnya.

Untuk dosennya kebanyakan sih baiiik, meskipun ada juga yang gak baik? Selama gue kuliah sih alhamdulillah gak pernah dapat dosen yang gak baik, semuanya friendly, helpful banget bagi gue yang lemot dan letoy ini, banyak yang bisa diajak diskusi dan asistensi karya, bahkan kadang bisa gosip bersama juga, haha. Kalian bisa menemukan dosen-dosen kece itu di kantor fakultas DKV di lantai 5 gedung A, dari lift belok kanan nanti ada tulisan gede bling-bling gitu tulisannya Fakultas Seni & Desain.

(Tempat wajib foto semua anak FSD, haha. Oh, terus tetangga FSD adalah Fakultas Ekonomi!)

Biasanya kalau ngomongin dosen ada tiga pertanyaan; 1) Baik gak dosennya? 2) Ngasih nilainya gimana pelit ga? 3) Ngasih tugasnya banyak ga?

Kalau masalah tugas semuanya ngasih tugasnya banyak! (Ahaha, gak juga sih ada juga yang lebih woles. Tapi biasanya kalau tugas udah ada ketentuannya gitu minggu sekian belajar apa gitu). Kalau masalah baik dan penilaian sih tergantung, kelakuan lu di kelas kayak gimana, skill teman-teman sekelas kayak gimana, standar si dosen sendiri bagaimana, dan temperamen si dosen sendiri kayak gimana. Jadi ya, lakukan saja yang terbaik dan buat karya yang terbaik.

Di tahun pertama, mahasiswa gak ngatur jadwal sendiri, jadi udah dipaket gitu, kelasnya juga selama satu tahun bakal sama terus, diatur dari urutan NIM yang akan di dapat saat daftar ulang, sesuai dengan waktu kalian daftar. Karena dipaketin, ya untung-sial aja sih jadwalnya, kalau enak alhamdulillah, kalau ga enak ya jalanin aja.

Mulai tahun kedua baru nyusun jadwal sendiri, dan ini kadang udah kayak perang yang penuh perjuangan untuk merebutkan kelas yang jamnya enak. Tapi ga semengerikan yang dipikirin kok, ada dosen-dosen yang membantu proses ini juga.

Kehidupan Sekitar Kampus
(Daerah Gading Serpong, dan sekitarnya.)

Karena gue tidak dari sekitar sana, jadi di Gading Serpong sih gue ngekos. Deket UMN ada cluster-cluster pemukiman milik beberapa pengembang gitu sih. Yang paling dekat dari UMN adalah Newton-Dalton-Pascal, bisa dicapai dengan jalan kaki paling lama kalau lu lemes banget jalannya paling juga 10 menit. Tapi, dalam cluster ini sebenarnya dilarang ada kos-kosan, jadi kebanyakan kos-kosan dibuat di deretan ruko di depan cluster ini.

Ya, awalnya sih kelihatannya seram. Tapi enggak juga sih, satpam ada 24/7 menjaga daerah ruko ini, jadi menurut gue sendiri sih tempatnya aman gitu. Lagian juga isinya kebanyakan mahasiswa, jadi banyak teman juga yang bisa dicapai dengan jalan kaki. Terus khususnya di ruko Newton banyak yang jualan makanan juga, jadi yang gak bisa masak ga usah khawatir mati, turun dari kosan banyak yang jualan, indomaret juga amat dekat dari jangkauan.

Baru-baru ini juga ada mal baru di deket daerah ini (persis sebelah UMN! haha) namanya Summarecon Digital Center. Ada food court, supermarket, dan toko elektronik yang ngebantu kehidupan mahasiswa banget. Ada tempat nongkrong juga, Scientia Square Park kalau ga salah namanya, disitu ada skatepark dan lagi dibangun hal-hal lainnya juga. Bayar sih masuknya tapi gue gak tahu berapa. Kalau ga mau ngekos juga ada apartemen gitu tapi mungkin itu harus ditanyakan ke pihak yang lebih mengerti karena gue gak ngerti, hahaha.

Selain tempat bernama penemu-penemu ini, ada daerah-daerah lain juga yang menjadi kos-kosan, lebih jauh sih lokasinya, Medang, Sektor 6-7 (kalau sektor lainnya gue kurang paham haha!), Illago, Catalina, Kelapa Dua? Tapi karena gue sendiri ngekosnya di gugusan bernama penemu-penemu ini, gue kurang mengerti daerah lainnya. Lalu ada Dormitory UMN juga, posisinya gak terlalu jauh dari UMN, di daerah Pondok Hijau Golf (PHG) tapi kalau jalan kaki sih jauh juga…

Untuk akses transportasi umum di daerah sini sih agak menyedihkan sebenarnya, ada angkot sih tapi seperti jarang muncul gitu? Di atas jam 8 malam biasanya sudah tidak ada angkot. Untuk dalam daerah Gading Serpong sih ada shuttle, keliling ke cluster-cluster pada jam-jam tertentu (surprisingly tepat waktu juga jadwalnya) terus dari SDC ada shuttle ke Summarecon Mal Serpong dan beberapa titik di Jakarta juga. Kalau ojek sih ada banyak, dari depan kampus UMN biasanya bertebaran, di dekat kosan dan depan dormitory juga ada. Kalau engga punya kendaraan pribadi tenang saja, bisa diatur kok, hahaha.

Untuk harga kosan sendiri kalau di gugusan nama penemu sih 1-2 juta/bulan sepertinya harganya? Semakin dekat ke UMN semakin mahal harganya, seperti di Newton Timur misalnya, hehe. Untuk harga pastinya bisa ditanya ke tempatnya sendiri, biasanya yang ada kamar kosong di depan rukonya ada spanduk yang ngasih tau fasilitas dan kontak yang bisa dihubungi gitu. Karena sekarang udah Penerimaan Mahasiswa Baru lagi (cepat sekali!!) biasanya ada yang kosong gitu?

Gading Serpong sendiri di kelilingi daerah Karawaci, Bumi Serpong Damai, dan Alam Sutera. Kalau bosan dengan SMS, ya ada mal-mal lainnya di daerah itu. Konsultasi saja dengan peta!

Tempat-Tempat Yang Harus Kalian Tahu Sebagai Anak DKV
(Tempat-tempat yang mempermudah kehidupan kita.)

Untuk beli bahan-bahan per-DKV-an dengan harga di bawah harga mal, ada 2 tempat yang biasanya didatangi oleh anak-anak DKV. Staples dan Prima.

Staples lokasinya tidak jauh dari Summarecon Mal Serpong, di ruko di seberangnya agak kesana sedikit(?) di dekat toko roti Holland Bakery. Tokonya sendiri warnanya oranye gitu jadi gak terlalu susah kok nyarinya. Disini bahan-bahan yang dijual terbilang lengkap, dan harganya tidak semahal toko buku di mall gitu. Kanvas, clay, cat, kuas, dan lain-lainnya bisa kalian dapatkan disini.

Kalau Prima lokasinya di Ruko Newton Barat, harganya sih biasanya lebih murah sedikit dari Staples, tapi nggak selengkap Staples nampaknya. Prima ini udah hapal jadwal UMN kayaknya, jadi jualannya pun mengikuti jadwal kebutuhannya anak-anak UMN. Di Prima juga bisa nyetak, scan, dan fotokopi.

Untuk mencetak, tempat yang biasa didatangi anak UMN sih Unimedia, Jakarta Copy Center, Pixelindie, Pigma, dan Printpress.

Jakarta Copy Center dan Printpress buka 24 jam, jadi kalau lagi waktunya nyetak tugas atau ujian take home terus kalian prokras, biasanya subuh-subuh banyak teman-teman seperjuangan disana. JCC bisa ditemukan di Kelapa Dua, dan Printpress di Jalan Raya Serpong. Unimedia dan Pigma letaknya di Ruko Newton Timur, tetanggaan dan bersaing gitu. Pixelindie ada di Pasar Modern Paramount, dan punya koleksi kertas paling banyak, dan disana bisa sewa alat-alat sinematografi juga.

Gue sendiri biasanya preferensi ke Unimedia, karena dari foundation year sering nyetak dan fotokopi disana, haha. Meskipun toko ini kadang ga jelas buka dan tutupnya jam berapa, tapi oke tempatnya.

. . . 

Oke ini jadi gak jelas dan panjang banget post-nya. Mungkin harus gue potong disini dan dilanjutkan kapan-kapan, kalau misalnya postingan ini berguna untuk yang baca, haha. Semoga berguna sih ya tapi gue sendiri yang nulis aja pusing sendiri bacanya. Kalau ada yang mau tanya sih silahkan tanya, akan gue coba jawab sebaik-baiknya? (Meskipun sampai sekarang gue gak terlalu tahu banyak juga, haha.)

Selamat berjuang,
salam #DKVsampaimati! #DKVkeras

Wednesday 11 February 2015

curhatnya • little things

"It's weird how nothing change when I'm here, you know? Like everything is on standstill for so long, but when I left, everything is changing rapidly, and I'm still me, and I can't follow."

"It's not like that, silly. Everything is changing slowly everyday, day by day. You're just not here at the time to witness it, so when you're finally back, you can only marvel at how those little things morph into something you don't recognize anymore."

***


Visiting good ol' high school with my best mates, meeting some favo teaches and hanging out in one of my favo classroom.  It feels daunting to roam these halls again like we were sixteen. Nostalgic too. We even got locked in the second floor by school's security like we often did when we were still enrolling. It's heartwarming to see the grumpy old man, with him still remembering my crimes from high school and all. Lots of shites change while I was away and I'm happy to have this one unchanged.

By the way, it's kinda shocking to see that the building underwent this new face phase and has new horrendous colors. It's fugly, ghastly brown-blue-green combination, like, you must be fucking colorblind to choose the color. But it's proli just me and my sensitive art student heart talking. It's still fugly tho, with it being an old building that only looks good in broken white.

New semester starts in a few days and I'm kinda ready to get busy again, I guess? At least I'll go out and do something, yeah? But I'm so not ready to leave home and my cozy bedroom and Mum's cooking. *sigh*