Wednesday 23 November 2016

tulisannya • hobiku memang membual.


Ibarat penghujan,
aku adalah kubangan,
yang dibenci semua orang.

Ibarat kemarau,
suaraku sudah parau,
tapi masih hendak meracau.

Ah, ini semua cuma sandiwara,
dan bahkan lakonku tidak sempat bahagia.

Tapi tirai sudah jatuh,
menara terlanjur runtuh,
kita semua jenuh,

titik.

Tamat.

• • •

Wanita dalam foto bernama Veronica,
difoto tahun 2011.

Tuesday 15 November 2016

music monthly • we’re all like children, blaming others for our pain


I'll turn 22 in less than a week. How daunting. I am childish arsehole still, that I can admit. How to adult, really? Physically, I can feel the old vibe creeping in, but mentally, I think I haven't grow any older since, like, proli, sixteen. Ugh. I don't want to be dubbed irresponsible forever. But for now, I'll just enjoy being not old. Because next year I'll graduate from uni, and it means that I have to be a proper adult.

Anyway. Enough of my unrelated rants, here's this month's music recommendation.

1. Ke Entah Berantah • Banda Neira
2. Shelter • Porter Robinson × Madeon
3. Make It Rain • Block B's BASTARZ
4. Jangan Takut Gelap • Tasya × Akhdiyat Duta Modjo
5. I'll Be Your Man • BTOB
6. Look Away • Crissi Cochrane
7. Uptown Angel • Olivia Grace
8. For The Rest of My Life • Third Day
9. Wasting Time • Day Wave
10. First World Problem • Unknown Mortal Orchestra
11. Bandaids, Pt. 2 • Common Souls 
12. Far Away • isle&fever
13. Tell Me What To Do • SHINee

And this list is made just because. Kbye.

• • •

(Title taken from Stupid Liar by BIGBANG.)

Monday 14 November 2016

curhatnya • masa depan anti-peluru


Seandainya gue bisa berkata hal yang sama tentang masa depan gue. Betapa menyenangkannya, bukan begitu? Mengetahui bahwa masa depanmu ada di depan sana, aman terjaga sampai waktunya lu untuk mencapainya. Sementara masa depan gue mengalami turbulensi karena taifun halilintar tepat di tengah-tengah Segitiga Bermuda, siap jatuh dan berputar dalam pusaran air tiada akhir hingga tenggelam ke dasar samudera.

Atau mungkin, kata-kata yang lebih tepat digunakan meskipun terdengar jorok: seperti tinja yang sedang di flush dari lubang toilet menuju endapan septic tank.

Wajar nggak sih,

mempertanyakan pilihan hidup lu,

ketika sudah hampir di ujung perjalanan?


Bukan berarti gue nggak suka. Tapi kadang-kadang terbesit sedikit penyesalan. Sedikit. Ketika sedang lelah-lelahnya, dan seluruh dunia terasa tidak kooperatif. Ketika lu harus tersenyum dan tertawa sumbang menanggapi lelucon orang-orang yang lu nggak suka. Ketika lu bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa, kenapa, kenapa.

Kenapa gue tidak cukup pintar untuk memilih pilihan yang benar?

Tapi di lain sisi, gue juga bertanya-tanya kenapa gue menganggap pilihan yang sekarang ini salah. Mungkin karena terlalu banyak tembok yang membatasi keinginan gue. Konflik-konflik kepentingan diantara beberapa kepala, drama-drama internal yang kalau dilihat kembali terasa nggak penting sama sekali.

Ah, norak sekali. Picisan.

Payah amat, sih. Kayaknya hidup jadi kucing seminggu enak juga.

• • •

Foto pertama difoto oleh Evelyn.
Eksperimen warna menggunakan film emulator oleh Jonas Wagner.
Terima kasih, selamat malam!